Kamis, 23 Juli 2009

'SINGA' dan BANGKRUTNYA USAHA TONTONAN


'Singa' Dan Bangkrutnya Usaha Tontonan
Bernama Gedung Bioskop


Tidak semua usaha akan berjalan mulus dan selalu menjadi tambang duit yang berlimpah. Salah satu usaha yang kini menjadi berantakan adalah usaha bioskop, banyak terjadi di wilayah kabupaten dan Kota Tegal. Usaha bioskop yang semula sempat menjadi maskot dan sasaran hiburan bagi warga masyarakat itu, kini benar-benar tinggal kenangan. Beberapa yang bisa kita catat adalah bangkrutnya gedung bioskop Pagongan, Banjaran, dan juga gedung bioskop Singa.
Untuk gedung bioskop Pagongan misalnya, kebangkrutan gedung tersebut bahkan jauh sebelum gedung bioskop lainnya gulung tikar. Beberapa tahun kemudian keganasan perkembangan jaman yang makin moderen dengan ganas menelan gedung-gedung bioskop di wilayah Kabupaten Tegal. Sebagaimana berantakannya nasib kebangkrutan gedung biokop Pagongan, nasih mengeneskan pun dialami oleh keberadaan gedung bioskop Banjaran. Gedung tersebut akhirnya lambat laun beralih fungsi sebagai sarana pusat perdagangan yang lebih menjanjikan. Sementara pada gedung bioskop Murni, hidup pun enggan mati tak mau. Masih berjalan, tapi terlunta-lunta, terseok-seok, dan berkesan asal-asalan. Film-film yang diputar pun kacangan dan hanya sekadar ditonton masyarakat yang iseng untuk berpacaran atau sekadar tempat ‘tiduran’.
Memedihkan sekali nasib semua usaha bioskop ini, hampir rata-rata dihantam badai kebangkrutan seperti juga dialami redupnya kebanggaan warga Slawi atas kematian kemegahan gedung bioskop Singa yang terletak di Jalan Jendral Sudirman.
Pada bekas gedung bioskop Singa ini, sekarang bisa kita tonton kondisi gedung yang tidak terawat, hampir di seluruh badan gedung mengeluapas warna catnya, suram, kusam, buram, dan sepi merana bak seorang perawan yang tengah malas berdandan akibat mengalami badai patah hati, ditinggal kekasihnya yang berkhianat. Simbol kemegahan dan gengsi yang dulu pernah dimiliki oleh masyarakat Slawi dan sekitarnya, kini sirna sudah hanya tinggal kenangan.
Permasalahannya sangatlah jelas. Semua itu gara-gara membanjirnya video compact disc (VCD) bajakan yang murah meriah, menyebabkan usaha bioskop menjadi berantakan. Para pengunjung sedikit demi sedikit sirna, yang pada akhirnya sepi, dan pemasukan seret. Puncaknya, usaha tontonan bioskop gulung tikar, menggelepar dan mati untuk selamanya.
Senasib dengan kebangkrutan pusat tontonan gambar hidup di wilayah Kabupaten Tegal, jauh sebelum itu pun melanda di Kota Tegal seperti hancurnya usaha tontonan bioskop Dewa, Dewi, Dana, Riang, Duta, dan lain sebagainya. Kini, semua kebanggaan masyarakat kota untuk bersantai menikmati tontonan dikala reseh, tak bernafas lagi. Semua, semuanya tinggal kenangan digerus perubahan yang terus melaju dan menindas (LS)


GEDUNG “SINGA” - Bekas Gedung Bioskop “Singa” di Jalan Jendral Sudirman, Slawi, Kabupaten Tegal tampak tak lagi terawat karena tak berfungsi sebagaimana mustinya dulu menjadi pusat tontonan film masyarakat sekitar (Foto NP: Lanang Setiawan)

Tidak ada komentar: