Kamis, 16 Juli 2009

MUSIK BALO BALO WAYANG SASTRA TEGALAN PENTAS

Walikota Tegal, Adi Winarso saat membacakan dua sajak Tegalan berjudul 'Pecingan' dan 'Onggrongan' karyanya. Dibacakan pada acara 'Jed-jedan Maca Puisi Tegalan.
H. Tambari Gustam saat membacakan puisi terjemahan Tegalan 'Dadia Siji Tlembuk-tlembuk Jakarta' dari sajak asli 'Bersatulah Pelacur-pelacur Jakarta' karya WS Rendra, dibacakan di acara 'Jed-jedan Maca Puisi Tegalan', Rabu 31 Mei 2006 di Gedung Kesenian Tegal.

Musik Balo-Balo Wayang Sastra Tegalan
Pentas di Rumdin Walikota Tegal

MUSIK Balo-balo Wayang Sastra Tegalan, Jumat (17/7) besok siap bikin loncatan baru dan gebrakan kembali. Grup fenomenal pimpinan H. Tambari Gustam ini, bakal menggelar pementasan baca puisi dan pantun-pantun tegalan yang sarat dengan nuasa satir dan banyak mengedepankan kepedihan kaum buruh.
Pementasan yang bakal mengundang banyak kalangan itu, nantinya tidak hanya dihadiri para pejabat, para buruh, tokoh masyarakat, dan juga wartawan yang sudah tak sabar ingin menyaksikan pementasan tersebut. Mengambil tempat di Gazebo belakang Rumdin Walikota Tegal, pukul 20.00 Wib dengan diiringi musik balo-balo, sebuah musik tradisional khas Tegal yang kerap melanglang buana diantaranya ke Slawi, Surakata, dan Jakarta.
Demikian Begawan Pantun Tegalan, Tambari Gustam mengungkapkan kepada harian Nirmala Post, Kamis (16/7) saat dijumpai di Rumpres (rumah apresiasi) Jalan Brawijaya No 46, Kelurahan Muarareja.
Menurut dia, pementasan tersebut berlangsung untuk mendampingi Forum Buruh Bersatu pimpinan Sekhfudin dalam rangka ‘Gendu-gendu Rasa’ dengan Walikota Tegal H. Ikmal Jaya. “Aku lagi belajar konsisten dengan Sastra Tegalan. Insya Allah aku mau baca beberapa Puisi dan Pantun Tegalanan Pantun ” tuturnya.
Beberapa nomor puisi dan pantun tegalan karya Tambari bakal dibacakan. Banyak berkisah tentang berpihak pada buruh. Karena baginya, kepedihan buruh yang kerap diharu-biru oleh keadaan yang menghunjam pada sendi-sendi kehidupan mereka, sudah semestinya mendapatkan perhatian lebih dari seorang seniman. “Seorang penyair atau seniman akan jauh lebih berarti jika mereka berpihak untuk membela kepada kaum buruh yang setiap kali hidupnya didera oleh ketidak-pastian, dan nasibnya diombang-ambing,” tandasnya.
Oleh karenanya, ketika dia dan grup musiknya diminta oleh Forum Buruh Bersatu untuk main dalam acara Gendu-gendu Rasa itu, sang begawan pantun ini tak bisa menampik. “Dengan rela hati, kami siap memberi sumbangsih demi persatuan dan keutuhan masyarakat buruh. Kepedihan buruh musti dibela dan jika buruh bersatu ketidak-adilan bisa teratasi dan pasti menang,” katanya.
Selain dirinya, beberapa tembang balo-balo akan dilantunkan sambil menikmati ‘ponggol setan’. Turut meramaikan acara tersebut, juga tampil penyair pentolan tegalan, Dwi Eri Santoso, dan dalang tegalan dan wayang rock Ki Barep. Mereka bakal memberikan letupan-letupan kepiawaian dalam mengembangkan budaya tegalan agar menjadi ikon di daerahnya sendiri. “Kecuali mereka, acara ini akan diselingi dengan aktrasi sulap, dan memberi kenang-kenangan gambar karikatur Pak Walikota,” pungkasnya LS



Tidak ada komentar: