Kamis, 16 Juli 2009

SASTRA TEGALAN SEBUAH PARADIKMA BARU


Nirwondo el Naan – Penyair:
Sastra Tegalan Sebuah Paradigma Baru

MASYARAKAT Tegal adalah masyarakat yang sangat apresiatif terhadap dunia kesenian dan kebanggaan terhadap bahasa ibu-nya menjadi paradigma baru dalam khazanah kesusastraan.
Penyair Nirwondo el Naan mengungkapkan hal itu kepada harian Nirmala Post berkaitan dengan gaung Sastra Tegalan yang belakangan terasa semakin bergerak. Menurutnya, sejak gegeran puisi terjemahan tegalan ‘Roa’ di tahun 1994, gerakan Sastra Tegalan menjadi pembicaraan menarik setiap kali para pelakunya melakukan lawatan budaya.
“Sebagai sebuah paradigma baru, konsep dan keberlangsungan Sastra Tegalan cukup menyodok. Ditunjang lagi dengan tingkat penerimaan apresian masyarakat Tegal yang baik pula, membawa saya berkesimpulan bahwa masyarakat Tegal adalah masyarakat yang sangat apresiatif,” jelas sang penyair Ungaran yang lahir di Kabupaten Brebes itu.
Terhadap keterlibatan para pejabat atas perjuangan budaya lokal ke dalam dataran Puisi Tegalan, menurutnya bahwa keterlibatan mereka merupakan sebuah keseimbangan pergerakan budaya, dan kesadaran saling menerima.
“Kekuasaan jika dijalankan dengan rasa, dan itu ada pada kesenian, ia akan indah,” tuturnya.
Wondo tak menampik, gerakan tegalan itu memiliki kekuatan yang dasyat sampai kemudian mampu menggaet para pejabat dari tingkat kepala daerah sampai di bawahnya.
“Tapi sebenarnya kekuatan yang dahsyat itu berasal dari bawah, yaitu para kreatornya. Jika pemangku kekuasaan mencintai produk kesenian atau hasil kebudayaan lainnya di wilayah kekuasaannya, itu politik pencitraan. Semoga di Tegal tidak,” tandas nya.
Secara umum, dia menilai proses berkesenian para seniman Tegal sangat bagus dalam hal kreativitas. “Banyak seniman yang masih terus berproses. Ada semacam pergesekan personal, misal yang berhubungan dengan gagasan-gagasan, tapi itu penting untuk sebuah paradigma baru,” katanya.
Sekadar diketahui, Nirwondo el Naan lahir di Brebes 23 Maret 1979. Beberapa tulisannya dimuat di tabloid Brebes Pos, Wawasan dan Kedaulatan Rakyat. Menjadi peserta tamu Penyair Nasional di Tasikmalaya, dan Pesta Penyair Nusantara 2008 Sempena The 2nd Kediri Jatim International Poetry Gathering. Pendiri dan Ketua Komunitas Sastra Indonesia (KS) Cabang Kabupaten Ungaran LS

Tidak ada komentar: