Rabu, 15 Juli 2009

PUISI TEGALAN KANGGO JENATE KEN NARENDRA


Melangkah Lagi
(kanggo anakku Ken Narendra Mediasah Muhammad)

Hari merangkak bertudung kelam mendung
terbayang selalu hatiku digulung bayangmu
begitu menyentak prahara kepergianmu
tanpa tangis
tanpa kata-kata
tak sepata kata
tak setetes air mata

Engkau pergi dengan membisu kelu
membetot dan mengobrak-abrik seluruh jaringan syarafku
jiwaku sekonyong-konyong digempur prahara
aku linglung dan kepastian itu memaksaku limbung
seperti di awan-awan
sebelum pada akhirnya terbentur batu karang
tubuhku hancur berkeping-keping
remuk redam
bercerai berai

Tak kuduga tak kusangka secepat itu anakku berlalu
tanpa tangis
tanpa kata-kata
tak sepata kata
tak setetes air mata

Sukmaku telantar tergenang kisruh nestapa
aku rindu
sedalam-dalam rindu
tapi tak kutahu bagaimana cara aku menghapus waktu
yang telah berlalu

Setahun lewat kepergianmu hilang sirna
ilang gandra
tanpa batas tanpa tepi dan untuk selama-lamanya

Kupandangi potretmu kuciumi potretmu
dan kudekap potretmu
hanya potretmu
………………………………

Meski kutahu dan sulit melupakanmu
tapi di hari setahun mendakmu
izinkan aku menghapus luka meski tak mungkin aku melupakan kamu
tapi aku ingin melangkah, mengukir jagat tegalan
sampai batas yang tak bisa aku duga dan aku prediksi

Sungguh
saiki mung potrèté kowen
sing mèsih tak simpen
nang langit nang bloge enyong
uga tak keni-keni nang album
nggo tanda mata
dong sewayah-wayah bapamu kangen
maring kowen
…………


25 Maret 2005

Tidak ada komentar: