Selasa, 28 Oktober 2008


Lutfi AN – Seniman
Buktikan Ikmal
Apresiatif Pada Seni

DI ANTARA visi missi yang diusung lima kandidat calon walikota Tegal pada kampanye tempo hari, hanya satu calon, Ikmal Jaya yang secara apresiatif menyampikan idenya terkait dengan usaha dalam pengembangan seni budaya. Hal itu dikatakan seniman Tegal Lutfi AN kepada Nirmala Post, Senin (27/10).
“Meski dalam visi dan missinya tidak secara hitam di atas putih disebutkan tentang programnya di bidang kesenian, namun pernah ada penegasan yang diucapkan secara langsung tentang perlunya penghargaan kepada seniman. Ini penegasan yang luar biasa. Dia satu-satunya kandidat yang apresiatif terhadap dunia kesenian," tegas Lutfi.
Menurutnya, jika dia apresiatif terhadap kesenian pasti dalam usaha melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan pemimpin sebelumnya, pasti akan membangun yang disertai dengan sentuhan seni.
“Diharapkan visi misi yang dipaparkan dapat direalisiasikan. Saya yakin dengan landasan kepemilikan apresiasi seni itu, nantinya dalam melanjutkan pembangunan Kota Tegal, tak hanya apik tapi juga punya nilai estetika,” tandasanya.
Senada dengan seniman lain seperti, Bontot Sukandar, Dwi Ery Santoso, Bramanti S Riyadi, Widodo dan Hartono Ch Surya, mereka berharap, terpenting lagi bagaimana ide-ide tentang kesenian dapat diwujudkan.
“Seperti rencana pembangunan Taman Budaya Tegal dapat segera ditindaklunjuti. Karena pembangunan TBT itu sangat penting. Bukan semata persoalan provit oriented, melainkan dengan terwujudnya pembangunan TBT itu secara otomatis mengembangkan nilai-nilai edukasi dan nilai-nilai sosial kebudayaan. Itu yang harus dipahami walikota. Dan saya yakin dia memahami itu,” ujar Lutfi.
Sementara cerpenis Hartono Ch Surya, lebih menunggu bukti dari janji yang pernah ada. “Bagi saya tidak perlu harapan yang muluk-muluk lah, yang penting ada perhatian, sebab iklim kesenian di Tegal sedemikian maraknya. Mustahil iklim itu menjadi bergairah tanpa dukungan yang memadai dari pemerintah daerah,” tuturnya.
Sedangkan seniman Bramanti S Riyadi, memberikan satu hubungan yang erat antara sarana dan prasarana yang memadai dengan gairah kreativitas seni.
“Selama ini yang menjadi kendala adalah sarana yang kurang representatif. Kebutuhan media ekpresi yang memenuhi kebutuhan artistik sebuah pertunjukan. Tentu saja tidak hanya untuk pentas tetapi sekaligus sebagai proses berkreasi,” kata Bram.
Sementara penyair dan pelatih teater, Dwi Ery Santoso menjelaskan mengenai perkembangan teater di kalangan pelajar.
“Diharapkan ada peningkatan penghargaan kepada para pemenang festival. Selain itu perlu ada dukungan agar budaya berteater tingkat dewasa kembali tumbuh melalui ajang festival. Karena ajang itu salah satu cara untuk mengembangkan seni teater di kalangan masyarakat,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, pentas rutin yang digelar pada setiap Agustusan dan dalam rangka ari jadi Kota Tegal tetap dilestarikan. Baik Eri, Bontot maupun Bram, menandaskan, TBT sebagai pusat kebudayaan di Jawa Tangah bagian barat.
“Dengan diwujudkannya TBT kelak dapat mengembalikan citra Tegal sebagai kiblat kegiatan seni khususnya seni teater,” tandas Ery yang diamini seniman lainnya.

KETERANGAN GAMBAR : Lutfi AN





Tidak ada komentar: