Selasa, 13 Januari 2009

LANANG PUKAU PENONTON


Lagu Tragedi Jatilawan
Pukau Konser Pengunjung

PENAMPILAN begawan dan pelopor Sastra Tegalan Lanang Setiawan pada malam Konser Musik KMSWT (Komunitas Musik Sastra Warung Tegal) Kanggo Pak Wali, Sabtu (10/1) di Pendapa Ki Gede Sebayu Kota Tegal, memberikan suasana segar. Lanang membawakan dua lagu ciptaannya yang cukup hit di Tegal berjudul Tragedi Jatilawang dan Mumpung Ketemu dengan penuh enerjik dan vitalitas.
Pada malam yang diguyur hujan dan angin yang memukul-mukul, Lanang memulai senandung Tegalannya lewat nomor Tragedi Jatilawang. Lagu yang dicipta berdasarkan kejadian nyata yang dialami dia, dibawakannya dengan gaya jelalatan. Ia menari dengan kedua kakinya menendang-nendang, dan tangan kadang menjutai-juntai menuding ke langit. Tak peduli betul pengunjung yang tumplek blek diantara para pejabat dan Walikota Tegal. Gaya penampilan dia laiknya Mick Jagger beraksi di atas panggung dengan berlari ke sana kemari. Namun dari gayanya yang norak dan acuh bay-bay itulah justru membawa suasana konser malam itu gayeng dan segar. Hal yang sama juga dilakukan saat dia mengusung lagu Mumpung Ketemu. Dengan mengobrak-abrik syair lagu itu, dia mengisahkan pertemuannya dengan Adi Winarso sebelum jadi walikota Tegal dan dirinya menjadi kuli tinta. Sepuluh tahun kemudian, ia masih tetap menjadi kuli tinta sedang Adi sudah dua kali menjabat walikota.

............

Kayong tembé wingi

nyong ketemu kambèn AW

sepuluh taun sing gemiyen

nang kèné mumpung ketemu


AW dadi walikota

nyong tetep dadi kuli tinta

duwité AW sahahahaha

kuwité ora sapiracha.....


Keberanian Lanang melukiskan pertemuannya dengan AW –panggilan akrab Adi Winarso, terasa menggelitik dan tak dipunyai oleh para seniman Tegal yang kadang berpura-pura. Lain dengan dia yang blak-blakan menyampaikan apa adanya seperti ketika sebelum dia membawakan lagunya, Nurngudiono selaku pimpinan KMSW bertanya.
“Malam ini jaré kowen walikota Adi Winarso pibèn, Nang?”, dijawab Lanang ‘biasa’. Bahkan kadang-kadang ia pun merasa benci, hal itu karena dirinya sebagai manusia biasa dan atas jawaban itu hadirin cekikikan bahkan Ir. Teguh Juwarno Staf Khusus Mendiknas RI yang malam itu juga tampil membacakan puisi Tegalan, bertepuk tangan.
Seniman kerempeng yang pernah mendapat penghargaan Seni tahun 2008 itu mengakhiri pementasanya dengan asyik dan gayeng EK

Tidak ada komentar: