Minggu, 18 Januari 2009

GELAR SENI UNTUK PALESTINA


Para Seniman Tegal Gelar Seni untuk Palestina


Kejahatan Iblis ada di tengah samudra
wilayahnya meliputi otak para pemimpin Israel dan Amerika
setiap detik jutaan syetan mengalir bersama buih ombak
membawa fitnah dan menebar kebencian ke penjuru dunia
mabuk di ruangan gedung putih dan menari-nari di daratan Israel
tidak heran bila para penentu kebijakan di Israel dan
Amerika kelakuannya seperti iblis
maka terjadilah pembantaian atas manusia

Lihatlah saudara-saudara kita di Palestina
mereka menderita karma kebiadaban Israel yang didukung Amerika
ribuan orang merenggang nyawa
anak-anak dan wanita dibunuh secara kejam

Palestina perkampungan mungil nan indah
sebuah negeri mashur yang terukir dalam lembaran Quran
kini hancur menjadi debu, leburbersama jiwa-jiwa para suhada
Palestina, hatiku larut dalam setiap tetesan darah perjuanganmu yang
berupaya mempertahankan sejengkal tanah dan harga diri

Wahai jiwa-jiwa yang terluka, jiwa-jiwa yang perkasa
bersabarlah…!
menghadapi Israel berarti melawan iblis
maka lawanlah..! Karena setiap saat iblis juga akan
mengoyak jantung kita


ITULAH
butiran bait-bait puisi karya Qomaruddin Assa’adah berjudul Menghadapi Israel Berarti Melawan Iblis yang bakal ditumpahkan pada besok malam, Selasa (20/1) dalam gelar seni Pedulian Rakyat Palestina di Balai Desa Banjarturi, Kecamatan Warureja, Kabupaten Tegal bekerjasama dengan Komunitas Seniman Warureja, Karangtaruna setempat dan Komunitas Klonengan Slawi.
Kebiadaban, kebencian, dan kekejaman Israel selalu membabi-buta meluluh-lantakan, mebantai rakyat Palestina kini telah menjadi gelombang kebencian manusia tak terkecuali para penyair, musikus dan dramawan di mana pun. Begitu juga bagi para seniman di wilayah Slawi, Tegal dan Desa Banjarturi – Warureja bersatu padu menggelar pentas seni dengan tema ‘Peduli Palestina Dalam Renungan Lirik Doa dan Puisi’.
“Derita Palestina adalah derita kami. Kalau kami bisa perang tentu ikut angkat senjata. Kami hanya bisa berdoa dan berpuisi sebagai simpati kami pada Palestina,” ujar penyair gondrong Qomaruddin.
Gelombang penyair yang bakal turut dalam kepedulian terhadap rakyat Palestina yang dinistakan Negara Yahudi Israel itu, seperti penyair wanita Diah Setyawati, Apito Lahire, Albadar Asikin dan Fauzi Robani bahkan berdzikir dengan syair-syair kutukan terhadap Israel di mana agar Negara Yahudi itu segera tenggelam dalam amuk prahara bencana yang tak terperikan. Sama juga halnya begawan monolog Apito Lahire akan mengangkat lakon lebih mengerikan bagaimana azab Tuhan yang demikian pedih terhadap bangsa Israel. Negara itu bakal diguncang malapetaka dahsyat sampai bangsa itu musnah di muka bumi.
“Negara itu bakal remuk redam, hancur kemudian sirna. Hilang gandra!” katanya.
Tampil juga penyair dari Tegal Bontot Sukandar, Nurhidyat Poso, Oni SR, dan penyair dari Komunitas Klonengan diantaranya Julis Nur Hussein, Yaskur Parandina, Abu Ma’mun MF, Dries Angaten, serta pembacaan puisi dari para pejabat Muspika Kecamatan Warureja, bahkan Bupati Tegal Agus Riyanto. Selain itu tampil meramaikan musik kentrung Mistar Kalbu dan Hadrah Almubarok (*)


Foto : Fauzi Robani

Tidak ada komentar: