Minggu, 02 November 2008

MBAH MANGGENG TEGAL


Mbah Manggeng

MBAH Manggeng oleh sebagian warga Tegal dipercaya sebagai tokoh pergerakan di masa penjajahan Belanda, satu angkatan dengan Mbah Panggung. Selain itu, Mbah Manggeng sebagai Tumenggung Keraton Martalaya Martapura. Makamnya kini masih terawat dengan baik di kompleks sekolah Pius atau tepatnya di Gang Mundu, Jalan Kapten Ismail, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
Kharismatik Mbah Manggeng selain gigih menyebarkan agama Islam di Tegal dan melawan penjajah, juga memiliki banyak hewan peliharaan, seperti burung, ikan, harimau dan kuda. Konon, hewan-hewan peliharaan Mbah Manggeng itu kerap muncul di kompleks makamnya, Karena kharismanya tersebut setiap bulan Suro, warga sekitar makam Mbah Manggeng menyelenggarakan haul Mbah Manggeng. Mereka berduyun-duyun berziarah dan mendoakan bersama anak cucu. Mereka juga saling membawa kembang dan makanan yang ditaruh di atas pusaranya.Menurut salah seorang peziarah, Kasnari, haul Mbah Manggeng sudah turun-temurun dilaksanakan setiap bulan Suro. Meskipun tanggal dan bulan meninggalnya Mbah Manggeng, tidak ada yang tahu secara pasti.
Soal siapa sosok Mbah Manggeng, Kasnari juga tidak banyak tahu. Namun yang ia percaya, Mbah Manggeng merupakan Tumenggung Keraton Maralaya Martapura yang menguasai daerah Tegal. Ia juga dipercaya berjuang bersama Mbah Panggung.
Di kompleks makam Mbah Manggeng itu juga terdapat makam-makam para prajuritnya dan makam tentara Belanda. Namun tidak ada namanya dan hanya ditandai dengan batu.
Kasnari menambahkan, kompleks makam Mbah Manggeng kini telah diberi pagar dan warga dibolehkan masuk ke ruang pusaranya.
“Jika dulu warga tidak bisa masuk ke dalam, hanya melihat dari luar pagar,” jelas Kasnari beberapa waktu lalu.
Mengenai cerita penampakan hewan peliharaan Mbah Manggeng, Kasnari membenarkan. “Kuda berkaki tiga dan harimau peliharaannya kadang muncul pada malam Jumat Kliwon dan malam Selasa Kliwon,” kata Kasnari.
Hal tersebut juga diakui juru kunci makam Mbah Manggeng, Robikin.
“Selain kuda berkaki tiga, juga kuda besar kesayangan Mbah Manggeng dan Kereta Kencana kerap kelihatan keliling sampai ke daerah Pacific Mall,” ujarnya.
Namun, lanjut Robikin, tidak sembarang orang dijumpainya.
"Hanya orang yang punya kelebihan ilmu kebatinan tingkat tinggi saja yang bisa menjumpai hewan peliharaan Mbah Manggeng," paparnya.

KETERANGAN GAMBAR:
KHUSUK - Warga yang datang dari berbagai sudut kota sedang khusuk berdoa di depan makan Mbah Manggeng, Jumat di bulan Suro tahun lalu di Jalan Kapten Ismail, Kota Tegal Foto: Ekadila Kurniawan

Tidak ada komentar: