Kamis, 23 April 2009

RATIH BIDUAN MBAH DICKUN


Ratih
Temukan
Ketenangan


BERDERAI-DERAI menjajal sebagai penyanyi kafe di sebuah mall Kota Tegal, sudah dia lakoni. Bernorak-norak menjadi anak band juga sudah lalui. Terakhir mendesis dan berdesah di tengah goyang hot di atas panggung dangdut, pun dia coba. Berwarna sekali dia menekuni hidup sebagai seorang biduan. Tapi semua itu, ternyata bagi Rea Ratih Setiana, biasa dipanggil Ratih, vokalis Group Musik Qasidah Moderen Mbah Dickun itu, tak sanggup memberikan ketenangan batin, bahkan dirasa jiwanya terlunta-lunta. Ia justru seakan dirinya berenang di laut hitam penuh lumpur.
“Kebutuhan spiritual saya hampa. Saya baru merasa menemukan spiritual Agama Islam ketika saya masuk di Group Musik Qasidah Mbah Dickun,” kata Ratih usai manggung pada Malam Pentas Seni di Kecamatan Tegal Timur, Rabu (23/4) dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Tegal Ke-429 malam.
Ratih mengaku, masuk di group Mbah Dickun baru beberapa lama. Ia terpuaskan karena alur musik yang dilantunkan dengan syair lagu tentang kebenaran yang dapat membawa manfaat dan hikmah dalam dirinya.

“Saya bangga menjadi anggota Group Musik Mbah Dickun. Syair lagu yang dilantunkan bernas dan bernafaskan islami” kata gadis hitam manis lulusan SMA Negeri 4 tahun 2006 itu dengan sorot mata yang berkilat.
Ratih anak ke 3 dari 4 bersaudara, lahir di Tegal, mulai menjajali dunia tarik suara sejak kecil beraliran musik Pop Rock. Ketika di SMP dia tergabung dalam Free Band menjadi vocalis. “Saya menjadi anak band. Saya berani tampil di atas panggung sejak kelas I SMP. Waktu itu aliran yang saya anut Pop Rock” katanya.
Waktu sekolah di SMA Negeri 4 Tegal, hobi nyanyi Ratih semakin terasah dan berkembang. Bersama teman-temannya, dia mendirikan group Band Dot.
“Saya sering ikut lomba nyanyi solo dari mulai lagu pop sampai dangdut. Saya pernah mengikuti ajang audisi Indonesian Idol tahun 2008 waktu di Jakarta. Alhamdulillah saya bisa tersaring dari ribuan orang menjadi beberapa ratus peserta dalam wilayah Jakarta” ujar jebolan SMP Negeri 12 Tegal itu.
Jebolan SMP Negeri 12 Tegal itu menuturkan lebih lanjut, semasa dia bekerja di wilayah Cibitung, Bekasi, Jawa Barat sempat fakum sebagai penyanyi. Ketika kontrak kerja berakhir, ia mudik dan kembali terjun sebagai penyanyi di Group Mbah Dickun.

“Kebetulan pendiri dan Ketua Group Mbah Dickun paman saya. Saya coba masuk menjadi vokalis. Lama-lama jadi keterusan karena saya menemukan apa yang selama ini saya cari, adalah kepuasan batin” pungkasnya yang mengaku tak akan pernah meninggalkan dunia tarik suara (LS)

Tidak ada komentar: