Sajak-sajak Maufur:
Resep Mandraguna Bagi Calon Pendekar
MENILIK sajak yang ditulis Dr Maufur, sungguh mencerahkan. Isi dan pesan dapat diterima secara legowo dan membersitkan kecerdasan humor yang tinggi. Puisi yang dirulis sosok berotak cerdas yang kini menjabat Wakil Walikota Tegal ini tidak bisa ditemukan di ruang sajak atau rubrik puisi media cetak. Namun kini beberapa sajaknya dapat dibaca di blog begawantegal.blogspot.com.
Keunikannya, puisi Dr Maufur justru bisa ditemukan dalam waktu dan suasana tak terduga. Seperti dalam acara dialog Mukjizat Al Qur’an Ditinjau dari Nilai Sastranya, di Riez Palace Hotel, pekan lalu. Hadirin berdecak kagum ketika Dr Maufur membacakan sebuah puisi tentang bahaya laten yang merasuk dalam diri manusia yang kecanduan rokok.
“Puisi yang kamu baca saya cari-cari di buku puisi Taufiq Ismail tetapi tidak ketemu, eh tak taunya itu puisi karyamu,” kata Dr Maufur menuturkan kegaguman sastrawan Tegal SN Ratmana atas karya dirinya yang notabene ditulis secara sepontan.
Diakuinya, puisi itu dibuat secara sepontan bahkan ditulis di kertas tisue? Sehingga selesai acara dokumentasi berharga itu tak sempat terselamatkan. Beberapa even kegiatan seni budaya di Tegal juga Dr Maufur sering tampil membacakan pusi karyanya yang ditulis secara sepontan.
Seperti sajak ‘Kowen’, ‘Sang Seniman’ dan ‘Seniman Kerempeng’. Tiga sajak itu dibaca Dr Maufur dalam acara bertema ‘Revitalisasi Budaya Masuk Kampung’ di Slerok 2007 lalu.
Kemudian pada acara peluncuran buku ‘Kilas Balik Pilkada 2004-2008’ catatan Lanang Setiawan di Kafe Cosmopolitan, Tegal, Maret 2008 yang diselenggarakan Komunitas Sorlem (Ngingsor Pelem) penyair Tegal Dwi Ery Santoso tampil membacakan puisi karya Dr Maufur berjudul ‘Tegal Seribu Wajah’ (TSW)
Pengejawantahan resep (pesan) yang termuat dalam sajak TSW, jika ditafakuri ternyata cocok buat masyarakat pada umumnya. Boleh disebut sakti mandraguna khususnya bagi ‘calon pendekar’ yang berketetapan hati ingin melanjutkan peningkatan pembangunan di Kota Tegal. Ibarat sesorang mau merangkai sebuah mainan bongkar pasang atau furniture yang knock down, puisi Dr Mufur adalah catatan petunjuk yang dikemas dalam goresan sastra.
MENILIK sajak yang ditulis Dr Maufur, sungguh mencerahkan. Isi dan pesan dapat diterima secara legowo dan membersitkan kecerdasan humor yang tinggi. Puisi yang dirulis sosok berotak cerdas yang kini menjabat Wakil Walikota Tegal ini tidak bisa ditemukan di ruang sajak atau rubrik puisi media cetak. Namun kini beberapa sajaknya dapat dibaca di blog begawantegal.blogspot.com.
Keunikannya, puisi Dr Maufur justru bisa ditemukan dalam waktu dan suasana tak terduga. Seperti dalam acara dialog Mukjizat Al Qur’an Ditinjau dari Nilai Sastranya, di Riez Palace Hotel, pekan lalu. Hadirin berdecak kagum ketika Dr Maufur membacakan sebuah puisi tentang bahaya laten yang merasuk dalam diri manusia yang kecanduan rokok.
“Puisi yang kamu baca saya cari-cari di buku puisi Taufiq Ismail tetapi tidak ketemu, eh tak taunya itu puisi karyamu,” kata Dr Maufur menuturkan kegaguman sastrawan Tegal SN Ratmana atas karya dirinya yang notabene ditulis secara sepontan.
Diakuinya, puisi itu dibuat secara sepontan bahkan ditulis di kertas tisue? Sehingga selesai acara dokumentasi berharga itu tak sempat terselamatkan. Beberapa even kegiatan seni budaya di Tegal juga Dr Maufur sering tampil membacakan pusi karyanya yang ditulis secara sepontan.
Seperti sajak ‘Kowen’, ‘Sang Seniman’ dan ‘Seniman Kerempeng’. Tiga sajak itu dibaca Dr Maufur dalam acara bertema ‘Revitalisasi Budaya Masuk Kampung’ di Slerok 2007 lalu.
Kemudian pada acara peluncuran buku ‘Kilas Balik Pilkada 2004-2008’ catatan Lanang Setiawan di Kafe Cosmopolitan, Tegal, Maret 2008 yang diselenggarakan Komunitas Sorlem (Ngingsor Pelem) penyair Tegal Dwi Ery Santoso tampil membacakan puisi karya Dr Maufur berjudul ‘Tegal Seribu Wajah’ (TSW)
Pengejawantahan resep (pesan) yang termuat dalam sajak TSW, jika ditafakuri ternyata cocok buat masyarakat pada umumnya. Boleh disebut sakti mandraguna khususnya bagi ‘calon pendekar’ yang berketetapan hati ingin melanjutkan peningkatan pembangunan di Kota Tegal. Ibarat sesorang mau merangkai sebuah mainan bongkar pasang atau furniture yang knock down, puisi Dr Mufur adalah catatan petunjuk yang dikemas dalam goresan sastra.
Kalau kita melihatnya sepenggal
raut wajah Kota Tegal
maka kita akan gagal
karena jelas kelihatan janggal
Jangan dari luar mengenali sesuatu
nanti permata kelihatan batu
masuklah ke dalam dan menyatu
sungguh Tegal sangat bermutu
pandanglah sekelilingmu dan langsung bertemu
dengan kedalaman ilmu
maka Tegal tidak kelihatan semu
Bagaimana Tegal dapat kau lihat
sementara batin dan mata tidak sehat
bagaimana engkau bermanfaat sementara
engkau hanya pandai mendekat (Hamidin Krazan)
KETERANGAN FOTO: Tampak Wakil Walikota Tegal Dr. Maufur tengah tertawa lepas ketika menyaksikan pembacaan puisi dalam acara HUT Novelis Ken Ratu yang Ke-17 di wilayah Gang TEGAL TEGAL, Slerok, KEcamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Rabu 14 Nopember 2007.
KETERANGAN FOTO: Tampak Wakil Walikota Tegal Dr. Maufur tengah tertawa lepas ketika menyaksikan pembacaan puisi dalam acara HUT Novelis Ken Ratu yang Ke-17 di wilayah Gang TEGAL TEGAL, Slerok, KEcamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Rabu 14 Nopember 2007.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar