Pengusaha Linda Listiyawati:
Berani Jadi Pengusaha Muda
Oleh Ekadila Kurniawan
“JIKA ingin kaya, maka berdaganglah.” Salah satu bunyi hadis Rosululloh SAW tersebut begitu dipercaya oleh Linda Listiyawati (22). Ia merasa yakin, dengan berdagang akan dapat meningkatkan kesejahteraan taraf hidupnya. Maka, setelah lulus dari SMAN 1 Slawi, Kabupaten Tegal tahun 2004 ia memberanikan diri pergi ke Jakarta, mengadu nasib sebagai pengusaha Otak-Otak Ikan Tenggiri Sriwijaya Kelas Bangka.
Usaha Otak-Otak Ikan Tenggiri Sriwijaya itu sudah ia rintis sekitar lima tahun ini bersama salah seorang temannya yang tersebar di berbagai sudut kota di Jakarta, Cibubur, Depok dan Bandung. Nama Otak-Otak Tenggiri Sriwijaya, katanya, saat ini sedang booming.
“Disana lagi booming banget yang namanya Otak-Otak Ikan Tenggiri dan dilidah terasa lebih gurih dibanding yang terbuat dari ikan lainnya,” terang gagis penyuka warna putih ini beberapa waktu lalu disela-sela acara Lomba Baca Puisi IPNU-IPPNU Kecamatan Talang. Ia menambahkan, makanan Otak-Otaknya itu sebagai camilan bagi warga Kota Jakarta sebelum makan utama tersaji di rumah makan.
Kenapa pilih buka Otak-Otak, bukan buka butik atau distro? “Saya terinspirasi dari para penjual Otak-Otak yang pakai sepeda. Mereka yang berjualan menggunakan sepeda saja laris, apalagi kalau ada di dalam rumah makan,” ujarnya.
Karenanya, ia melobi ke berbagai rumah makan untuk menempatkan stand Otak-Otaknya bisa masuk ke dalam rumah makan. “Yang pertama ada di daerah Cibubur, di Rumah Makan Kabayan. Kemudian kami mengembangkan cabang di Cibubur ada dua, di Depok ada dua, di Bintaro, dan Bandung,” bebernya.
Sebelum terjun sebagai enterpreneurship, ia bekerja sebagai waites di salahsatu restoran. Tetapi ia menyadari, hanya terima gaji Rp 712 ribu perbulan tidak cukup untuk kebutuhan hidup di Jakarta, hanya bertahan satu tahun, pada 2005 mencoba buka usaha Otak-Otak Tenggiri. Dengan modal yang tak begitu besar, sekitar Rp 7-10 juta usahanya itu lambat laun mengalami kemajuan. Omsetnya, katanya, mencapai Rp 300-350 perhari, Cara kerja Linda mengelola bisnis otak-otaknya, ia dan temannya saling bagi tugas. Ia bertugas sebagai Publik Relation (PR), yakni mencari tempat yang kiranya ramai pembeli, melobi ke pengusaha-pengusaha rumah makan. “Ya entah kenapa kalau urusan melobi ke rumah makan-rumah makan saya merasa lancar-lancar saja, makanya, teman saya memercayakan saya sebagai publik relationnya dan temanku lebih condong yang membuat Otak-Otak Tenggiri, karena memang dia sangat ahli,” ujarnya.
Urusan pembayarannya, ia percayakan sepenuhnya pada karyawan di lapangan. “Mereka selalu mengirim hasilnya setiap hari ke rekening, jadi bisa ditinggal,” tuturnya renyah.
Jadi seorang enterpreneurship, gadis bintang iklan ‘Anti Mati Gaya’ ini menempuhnya dengan penuh keberanian yang tinggi. Tidak banyak anak seusianya yang masih muda berani membuka lapangan usaha. Tetapi dia berani. “Saya kan juga kebetulan nyambi jadi bintang iklan dan sinetron, penghasilanya ditabung untuk modal usaha,” ucapnya.
Dan ia lebih memilih sebagai pengusaha daripada terjun sepenuhnya jadi artis karena panggilan jiwa. Selain itu, melihat kondisi ekonomi orangtua yang tidak memungkinan membiayainya kuliah, maka baginya jalan terbaik membuka lapangan kerja, bukan kuliah atau cari kerja. “Kuliahnya nanti saja, biarkan adik saya dulu yang kuliah, yang penting saya udah punya penghasilan sendiri, tidak lagi bergantung sama ortu,” ungkapnya.
Sebagai anak solehah, penghasilan dagang Otak-Otak Tenggiri Sriwijayanya ia sisihkan sebagian untuk orangtua.
Berani Jadi Pengusaha Muda
Oleh Ekadila Kurniawan
“JIKA ingin kaya, maka berdaganglah.” Salah satu bunyi hadis Rosululloh SAW tersebut begitu dipercaya oleh Linda Listiyawati (22). Ia merasa yakin, dengan berdagang akan dapat meningkatkan kesejahteraan taraf hidupnya. Maka, setelah lulus dari SMAN 1 Slawi, Kabupaten Tegal tahun 2004 ia memberanikan diri pergi ke Jakarta, mengadu nasib sebagai pengusaha Otak-Otak Ikan Tenggiri Sriwijaya Kelas Bangka.
Usaha Otak-Otak Ikan Tenggiri Sriwijaya itu sudah ia rintis sekitar lima tahun ini bersama salah seorang temannya yang tersebar di berbagai sudut kota di Jakarta, Cibubur, Depok dan Bandung. Nama Otak-Otak Tenggiri Sriwijaya, katanya, saat ini sedang booming.
“Disana lagi booming banget yang namanya Otak-Otak Ikan Tenggiri dan dilidah terasa lebih gurih dibanding yang terbuat dari ikan lainnya,” terang gagis penyuka warna putih ini beberapa waktu lalu disela-sela acara Lomba Baca Puisi IPNU-IPPNU Kecamatan Talang. Ia menambahkan, makanan Otak-Otaknya itu sebagai camilan bagi warga Kota Jakarta sebelum makan utama tersaji di rumah makan.
Kenapa pilih buka Otak-Otak, bukan buka butik atau distro? “Saya terinspirasi dari para penjual Otak-Otak yang pakai sepeda. Mereka yang berjualan menggunakan sepeda saja laris, apalagi kalau ada di dalam rumah makan,” ujarnya.
Karenanya, ia melobi ke berbagai rumah makan untuk menempatkan stand Otak-Otaknya bisa masuk ke dalam rumah makan. “Yang pertama ada di daerah Cibubur, di Rumah Makan Kabayan. Kemudian kami mengembangkan cabang di Cibubur ada dua, di Depok ada dua, di Bintaro, dan Bandung,” bebernya.
Sebelum terjun sebagai enterpreneurship, ia bekerja sebagai waites di salahsatu restoran. Tetapi ia menyadari, hanya terima gaji Rp 712 ribu perbulan tidak cukup untuk kebutuhan hidup di Jakarta, hanya bertahan satu tahun, pada 2005 mencoba buka usaha Otak-Otak Tenggiri. Dengan modal yang tak begitu besar, sekitar Rp 7-10 juta usahanya itu lambat laun mengalami kemajuan. Omsetnya, katanya, mencapai Rp 300-350 perhari, Cara kerja Linda mengelola bisnis otak-otaknya, ia dan temannya saling bagi tugas. Ia bertugas sebagai Publik Relation (PR), yakni mencari tempat yang kiranya ramai pembeli, melobi ke pengusaha-pengusaha rumah makan. “Ya entah kenapa kalau urusan melobi ke rumah makan-rumah makan saya merasa lancar-lancar saja, makanya, teman saya memercayakan saya sebagai publik relationnya dan temanku lebih condong yang membuat Otak-Otak Tenggiri, karena memang dia sangat ahli,” ujarnya.
Urusan pembayarannya, ia percayakan sepenuhnya pada karyawan di lapangan. “Mereka selalu mengirim hasilnya setiap hari ke rekening, jadi bisa ditinggal,” tuturnya renyah.
Jadi seorang enterpreneurship, gadis bintang iklan ‘Anti Mati Gaya’ ini menempuhnya dengan penuh keberanian yang tinggi. Tidak banyak anak seusianya yang masih muda berani membuka lapangan usaha. Tetapi dia berani. “Saya kan juga kebetulan nyambi jadi bintang iklan dan sinetron, penghasilanya ditabung untuk modal usaha,” ucapnya.
Dan ia lebih memilih sebagai pengusaha daripada terjun sepenuhnya jadi artis karena panggilan jiwa. Selain itu, melihat kondisi ekonomi orangtua yang tidak memungkinan membiayainya kuliah, maka baginya jalan terbaik membuka lapangan kerja, bukan kuliah atau cari kerja. “Kuliahnya nanti saja, biarkan adik saya dulu yang kuliah, yang penting saya udah punya penghasilan sendiri, tidak lagi bergantung sama ortu,” ungkapnya.
Sebagai anak solehah, penghasilan dagang Otak-Otak Tenggiri Sriwijayanya ia sisihkan sebagian untuk orangtua.
Bintang Sinetron
Tak hanya jadi pengusaha, gadis asal Desa Grobog Wetan ini memiliki talent di dunia entertanment yang cukup besar. Beberapa sinetron dan iklan telah ia bintangi. Antara lain
Salah satu Kartu Seluler berjudul ‘Anti Mati Gaya’, XL 0,01, produk susu, kemudian bintang FTV di SCTV yakni Aurora Sang Superstar, Cowokku Cantik Sekali, dan sinetron Khanza, Alysa di RCTI. “Itu yang menurut saya sinetron besar yang saya bintangi,” jelasnya.
Ia bisa tembus masuk stasiun televisi dengan ikut casting di agency. Hingga kini pun ia masih sering menerima kontrak main sinetron atau membintangi iklan. “Yang terbaru ini untuk iklan Yamaha,” cetusnya. Wah, berarti duitnya banyak dong. “Ah enggak juga. Kan saya paling hanya sebagai pemeran pembantu, bukan bintang utamanya. Lalu honornya dibagi sama agency. Jadi tetap sedikit aja honornya,” kilahnya.
Setelah sekian lama tinggal di Jakarta, rupanya, ia tidak pantang untuk membanggakan sebagai wong Tegal. “Ngapain malu menyebut kita dari Tegal. Apalagi sekarang logat Tegal banyak dipakai oleh artis-artis terkenal , seperti Cici Tegal, Parto Patrio dan sebagainya,” ia beralibi yang memacu dirinya tetap bangga dengan tanah lahirnya, Tegal. Ucapan lo, gue yang biasanya menjalar di lidah para kaum urban, tidak ketara pada Linda.
Dimata teman-temannya, ia dikenal punya rasa sosial yang tinggi. Tidak semena-mena udah jadi artis, lalu sombong. “Oh, tidak la yauw. saya nggak akan ngelupain teman-teman saya di Tegal. Mereka baik-baik semua sama saya. Kalau ada acara lomba baca puisi atau teater, mereka suka ngabarin ke saya. Ini aja saya agak lama di Tegal karena ikut lomba baca puisi dan ada teman sepermainan yang mau nikahan,” jawabnya panjang lebar. Kamu sendiri mau nikah kapan? Ditanya itu, ia tercenung sejenak. “Saya masih single dan belum memikirkan ke arah sana,” tandasnya seraya tersenyum (*)
Rajin Puasa Senin-Kamis Perlancar Rejeki
ORANG membuka usaha, terkadang untung, tetapi tidak sedikit yang berakhir buntung, alias rugi, bangkrut dan sebagainya. Bagi Linda, membuka suatu usaha, tidak perlu dipikirkan untung ruginya. “Yang terpenting, jalani dulu secara tekun dan sungguh-sungguh,” pesannya.
Seperti yang ia lakoni sendiri. Tidak memiliki pengalaman jualan Otak-Otak, nyatanya bisnis Otak-Otak ikan Tenggiri-nya laris manis di kota besar. Ia mengaku kemauan besar dan rasa yakin kalau dirinya bisa, maka hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Tidak putus asa. Dua semboyannya saja, ‘Meski terjatuh harus tetap tersenyum dan mencipta greget untuk mencapai sesuatu.’ Bagi Linda, motto hidupnya itu menyiratkan, kalau misalkan usahanya mengalami kerugian, tidak perlu untuk berputus asa. “Tetap tersenyumlah, sambil mengevaluasi kesalahannya di mana,” ujar dara yang tidak suka main facebook ini.
Selain ikhtiar, hal terpenting yang ia tirakati, puasa sunnah Senin-Kamis. “Ya kata para orangtua puasa Senin-Kamis dapat memperlancar rejeki,” ucapnya. Semaksimal mungkin, ia rajin berpuasa Senin-Kamis.
Setelah usahanya maju di Jakarta dan sekitarnya, ia berkeinginan mengembangkan usaha Otak-Otak Tenggiri di Tegal. Namun, ia masih perlu mensurvei dulu kesukaan masyarakat Tegal apakah sama dengan di Jakarta. Ternyata, setelah ia tanya-tanya ke beragai orang, termasuk juga para penjual Otak-Otak, ikan Tenggiri jarang digunakan untuk bahan baku Otak-Otak di Tegal.
Tidak mencari peluang usaha lainnya? “Saya masih fokus untuk satu usaha dulu. Dan saya belum berani membuka usaha lain. Kalau misalkan di Tegal suka dengan Otak-Otak Ikan Tenggiri, kan barang bisa distok dari pusat. Kalau tetap dipaksakan dijual di Tegal ya jelas kurang laku,” ujarnya (EK)
BIODATA
Nama : Linda Listyawati
Alamat: Rt 3/Rw 5 Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 47 Kg
Prestasi : 10 Besar Putri Piala Citra Tahun 2002-2003, Pameran Putri Terbaik Festival Teater Tahun 2002, Juara III Lomba Baca Puisi Tingkat Karesidenan Pekalongan, Juar I Poetry Contest Tingkat Kota Tegal dan Kabupaten Tegal tahun 2004, Juara I Fashion Show se-Bekasi, Jawa Barat, Gadis Sampul Majalah Sajadah, Juara II Lomba Baca Puisi dalam rangka HUT Forgusta Kabupaten Tegal tahun 2009.
Tak hanya jadi pengusaha, gadis asal Desa Grobog Wetan ini memiliki talent di dunia entertanment yang cukup besar. Beberapa sinetron dan iklan telah ia bintangi. Antara lain
Salah satu Kartu Seluler berjudul ‘Anti Mati Gaya’, XL 0,01, produk susu, kemudian bintang FTV di SCTV yakni Aurora Sang Superstar, Cowokku Cantik Sekali, dan sinetron Khanza, Alysa di RCTI. “Itu yang menurut saya sinetron besar yang saya bintangi,” jelasnya.
Ia bisa tembus masuk stasiun televisi dengan ikut casting di agency. Hingga kini pun ia masih sering menerima kontrak main sinetron atau membintangi iklan. “Yang terbaru ini untuk iklan Yamaha,” cetusnya. Wah, berarti duitnya banyak dong. “Ah enggak juga. Kan saya paling hanya sebagai pemeran pembantu, bukan bintang utamanya. Lalu honornya dibagi sama agency. Jadi tetap sedikit aja honornya,” kilahnya.
Setelah sekian lama tinggal di Jakarta, rupanya, ia tidak pantang untuk membanggakan sebagai wong Tegal. “Ngapain malu menyebut kita dari Tegal. Apalagi sekarang logat Tegal banyak dipakai oleh artis-artis terkenal , seperti Cici Tegal, Parto Patrio dan sebagainya,” ia beralibi yang memacu dirinya tetap bangga dengan tanah lahirnya, Tegal. Ucapan lo, gue yang biasanya menjalar di lidah para kaum urban, tidak ketara pada Linda.
Dimata teman-temannya, ia dikenal punya rasa sosial yang tinggi. Tidak semena-mena udah jadi artis, lalu sombong. “Oh, tidak la yauw. saya nggak akan ngelupain teman-teman saya di Tegal. Mereka baik-baik semua sama saya. Kalau ada acara lomba baca puisi atau teater, mereka suka ngabarin ke saya. Ini aja saya agak lama di Tegal karena ikut lomba baca puisi dan ada teman sepermainan yang mau nikahan,” jawabnya panjang lebar. Kamu sendiri mau nikah kapan? Ditanya itu, ia tercenung sejenak. “Saya masih single dan belum memikirkan ke arah sana,” tandasnya seraya tersenyum (*)
Rajin Puasa Senin-Kamis Perlancar Rejeki
ORANG membuka usaha, terkadang untung, tetapi tidak sedikit yang berakhir buntung, alias rugi, bangkrut dan sebagainya. Bagi Linda, membuka suatu usaha, tidak perlu dipikirkan untung ruginya. “Yang terpenting, jalani dulu secara tekun dan sungguh-sungguh,” pesannya.
Seperti yang ia lakoni sendiri. Tidak memiliki pengalaman jualan Otak-Otak, nyatanya bisnis Otak-Otak ikan Tenggiri-nya laris manis di kota besar. Ia mengaku kemauan besar dan rasa yakin kalau dirinya bisa, maka hasilnya akan sesuai dengan yang diharapkan. Tidak putus asa. Dua semboyannya saja, ‘Meski terjatuh harus tetap tersenyum dan mencipta greget untuk mencapai sesuatu.’ Bagi Linda, motto hidupnya itu menyiratkan, kalau misalkan usahanya mengalami kerugian, tidak perlu untuk berputus asa. “Tetap tersenyumlah, sambil mengevaluasi kesalahannya di mana,” ujar dara yang tidak suka main facebook ini.
Selain ikhtiar, hal terpenting yang ia tirakati, puasa sunnah Senin-Kamis. “Ya kata para orangtua puasa Senin-Kamis dapat memperlancar rejeki,” ucapnya. Semaksimal mungkin, ia rajin berpuasa Senin-Kamis.
Setelah usahanya maju di Jakarta dan sekitarnya, ia berkeinginan mengembangkan usaha Otak-Otak Tenggiri di Tegal. Namun, ia masih perlu mensurvei dulu kesukaan masyarakat Tegal apakah sama dengan di Jakarta. Ternyata, setelah ia tanya-tanya ke beragai orang, termasuk juga para penjual Otak-Otak, ikan Tenggiri jarang digunakan untuk bahan baku Otak-Otak di Tegal.
Tidak mencari peluang usaha lainnya? “Saya masih fokus untuk satu usaha dulu. Dan saya belum berani membuka usaha lain. Kalau misalkan di Tegal suka dengan Otak-Otak Ikan Tenggiri, kan barang bisa distok dari pusat. Kalau tetap dipaksakan dijual di Tegal ya jelas kurang laku,” ujarnya (EK)
BIODATA
Nama : Linda Listyawati
Alamat: Rt 3/Rw 5 Desa Grobog Wetan Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal
Tinggi Badan : 158 cm
Berat Badan : 47 Kg
Prestasi : 10 Besar Putri Piala Citra Tahun 2002-2003, Pameran Putri Terbaik Festival Teater Tahun 2002, Juara III Lomba Baca Puisi Tingkat Karesidenan Pekalongan, Juar I Poetry Contest Tingkat Kota Tegal dan Kabupaten Tegal tahun 2004, Juara I Fashion Show se-Bekasi, Jawa Barat, Gadis Sampul Majalah Sajadah, Juara II Lomba Baca Puisi dalam rangka HUT Forgusta Kabupaten Tegal tahun 2009.
Bintang Iklan : Kartu Seluler Three ‘Anti Mati Gaya’, XL 0,01, Susu Dancow
Bintang FTV : Aurora Sang Superstar, Cowokku Cantik Sekali,
Bintang Sinetron : Khanza, Alysa
Motto : Meski terjatuh harus tetap tersenyum. Menciptakan greget untuk
Mencapai Sesuatu
1 komentar:
bisa njaluk contact linda gak mas?
soaleaku tanggane linda...
wis suwe ora ketemu kyeh...
emailku what_name43@yahoo.com makasih ya...
Posting Komentar