Sisdiono Ahmad:
Kesenian Bisa
Kesenian Bisa
Ambil Peran
SELAMA kebijakan pemerintah masih tidak berpihak kepada rakyat. Peran masyarakat termasuk para seniman harus peduli akan nasib mereka. Setidaknya seniman diharapkan dapat menjaga keadaan yang sudah kronis ini agar tidak lebih buruk melalui penyuaraan kritis sehingga mereka mendengar dan berubah. Hal itu dikatakan Sisdiono Ahmad, SPd dalam orasi budaya pada ajang seni yang digelar Jaringan Kerja Seniman (JKS) Tegal – Slawi – Brebes di rumah penyair Dyah Setiyawati, Dukuh Sabrang, Pangkah, Kabupaten Tegal pada Kamis (16/10).
"Jika kita menelaah sepak terjang novelis asal Ceko yang menegaskan bahwa perjuangan melawan kekuasaan merupakan perjuangan melawan lupa, maka sebagai seniman harus tiada henti-hentinya untuk menyuarakan nilai-nilai kebenaran, keadilan melalui bermacam cara dan karyanya," kata Sisdiono.
Menurutnya, dari kisah Milan Kundera, sebenarnya dapat diyakini bahwa dimana-mana eksistensi seorang penyair sebenarnya bisa menjadi tokoh penggerak. Penyair maupun para seniman melalui karyanya harus selalu secara berulang-ulang menyuarakan nilai-nilai dan ide agar didengar semua kalangan termasuk pemerintah untuk menuju kepada sebuah perubahan.
"Caranya tidak hanya di panggung saja tetapi di berbagai kesempatan, agar telinga orang-orang baik masyarakat, wakil rakyat, pejabat tidak hanya mendengar melainkan tergerak jiwanya," tandasnya.
Dijelaskannya, suasana kritis di tengah masyarakat harus diciptakan. Sehingga mampu mendobrak ketimpangan melalui ide dan gagasan yang disampaikan secara intens kepada kelompok yang mapan, para birokrat dan pejabat di setiap tingkatan. Dengan demikinan nantinya para pengambil kebijakan itu mau menentukan keputusan yang membela kepada masyarakat.
"Kalau ranah agama tidak bisa memperbaiki perilaku mereka, seperti para penguasa, maka melalui puisi, naskah drama, sastra karya para seniman agar disuarakan secara terus menerus di berbagai kesempatan dan cara sehingga ada dampak yang menghasilkan perubahan," tandas lelaki yang masa mudanya itu banyak bergelut dalam dunia penulis an puisi.
Yang penting, lanjutnya, jangan pernah pesimis tetapi yakinlah semua manusia, siapapun dia pasti punya perasaan.
“Maka sentuhlah mereka dengan perasaan. Sedangkan seniman sangat lihai dalam mengolah rasa. Tuangkan oleha rasa itu dalam bentuk karya,” tandasnya (KZ)
SELAMA kebijakan pemerintah masih tidak berpihak kepada rakyat. Peran masyarakat termasuk para seniman harus peduli akan nasib mereka. Setidaknya seniman diharapkan dapat menjaga keadaan yang sudah kronis ini agar tidak lebih buruk melalui penyuaraan kritis sehingga mereka mendengar dan berubah. Hal itu dikatakan Sisdiono Ahmad, SPd dalam orasi budaya pada ajang seni yang digelar Jaringan Kerja Seniman (JKS) Tegal – Slawi – Brebes di rumah penyair Dyah Setiyawati, Dukuh Sabrang, Pangkah, Kabupaten Tegal pada Kamis (16/10).
"Jika kita menelaah sepak terjang novelis asal Ceko yang menegaskan bahwa perjuangan melawan kekuasaan merupakan perjuangan melawan lupa, maka sebagai seniman harus tiada henti-hentinya untuk menyuarakan nilai-nilai kebenaran, keadilan melalui bermacam cara dan karyanya," kata Sisdiono.
Menurutnya, dari kisah Milan Kundera, sebenarnya dapat diyakini bahwa dimana-mana eksistensi seorang penyair sebenarnya bisa menjadi tokoh penggerak. Penyair maupun para seniman melalui karyanya harus selalu secara berulang-ulang menyuarakan nilai-nilai dan ide agar didengar semua kalangan termasuk pemerintah untuk menuju kepada sebuah perubahan.
"Caranya tidak hanya di panggung saja tetapi di berbagai kesempatan, agar telinga orang-orang baik masyarakat, wakil rakyat, pejabat tidak hanya mendengar melainkan tergerak jiwanya," tandasnya.
Dijelaskannya, suasana kritis di tengah masyarakat harus diciptakan. Sehingga mampu mendobrak ketimpangan melalui ide dan gagasan yang disampaikan secara intens kepada kelompok yang mapan, para birokrat dan pejabat di setiap tingkatan. Dengan demikinan nantinya para pengambil kebijakan itu mau menentukan keputusan yang membela kepada masyarakat.
"Kalau ranah agama tidak bisa memperbaiki perilaku mereka, seperti para penguasa, maka melalui puisi, naskah drama, sastra karya para seniman agar disuarakan secara terus menerus di berbagai kesempatan dan cara sehingga ada dampak yang menghasilkan perubahan," tandas lelaki yang masa mudanya itu banyak bergelut dalam dunia penulis an puisi.
Yang penting, lanjutnya, jangan pernah pesimis tetapi yakinlah semua manusia, siapapun dia pasti punya perasaan.
“Maka sentuhlah mereka dengan perasaan. Sedangkan seniman sangat lihai dalam mengolah rasa. Tuangkan oleha rasa itu dalam bentuk karya,” tandasnya (KZ)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar