Kroncong
Irama Bersama
Mendekat ke Selera Pasar
MESKI baru dibentuk beberapa pekan lalu, kehadiran Kelompok Musik Kroncong Irama Bersama yang bemarkas di Jalan Sumbing 6 Kampung Kalibuntu, Kelurahan Panggung, Kota Tegal itu tak bisa disepelekan. Para senior dan anak muda yang berasal dari berbagai wilayah di Tegal menyatu agar warisan budaya nenek moyang ini tak lekang dimakan zaman. Soeroso Benan mengutarakan hal itu ketika berbincang-bincang dengan NP, Jumat (24/4) malam di rumahnya .
Menurut Roso, panggilan akrabnya, dibentuknya kelompok tersebut pimpinan Agus Topan itu karena dirinya merasa prihatin terhadap para pemain keroncong di Tegal yang sudah bercerai-berai dan karut marut. Dengan keprihatinan dan melihat kondisi semacam itu maka bersatulah mereka membentuk sebuah kelompok Irama Bersama dengan tanpa melihat batas usia dan status sosial anggota.
“Kami mencoba menyatukan mereka agar bersama mengeksiskan kembali kejayaan musik kroncong di Tegal. Ibaratnya, merangkai dan menata tulang-tulang yang berserakan,” katanya. Oleh kawan-kawan, Roso kemudian ditunjuk sebagai Litbang. Hal itu memandang adanya kemampuan pada diri Roso memiliki wawasan ke depan di tengah galau keriuhan musik anak muda masa kini yang tengah menderas. Karena itu, ia terus mencermati dan mengkaji pangsa pasar di masyarakat.
“Kami ingin kelompok kami tidak hanya terpaku pada lagu kroncong yang sudah ada. Kelompok kami akan berupaya mendekat pada selera pasar yang berkembang di lapisan masyarakat,” ujarnya.
Oleh karenanya, agar kelompoknya tidak ditinggal oleh generasi muda, siap menyuguhkan berbagai jenis lagu dari mulai dangdut, pop, lagu-lagu anak muda zaman sekarang sampai pada tembang-tembang berasal dari manca negara dilalap juga.
Meski demikian, Roso juga mengkritisi. Menurutnya, jika pemusik keroncong hanya mengandalkan insting dan bakat alam, maka kelompok tersebut bakal tumpas digerus oleh kecerdasan anak-anak muda yang pintar membaca notasi. Karena itu, pemusik kroncong pada masa mendatang harus mengenali hal itu. Juga harus memperhatikan pada penampilan dan pemasaran.
Kelompok yang beranggotakan Yanto pada melodi gitar, Nanang pada bass, Cuk dan Cak dipercayakan pada Tiyar dan Goen, Cello pada Ismet, Flute pada Ranto, Biola pada Kamsari, serta selaku penyanyi dipercayakan pada Ani dengan anggota Karyono dan istri serta Manto itu, kontinyu latihan pada paroh bulan dengan kedisiplinan yang cukup ketat (LS)
MESKI baru dibentuk beberapa pekan lalu, kehadiran Kelompok Musik Kroncong Irama Bersama yang bemarkas di Jalan Sumbing 6 Kampung Kalibuntu, Kelurahan Panggung, Kota Tegal itu tak bisa disepelekan. Para senior dan anak muda yang berasal dari berbagai wilayah di Tegal menyatu agar warisan budaya nenek moyang ini tak lekang dimakan zaman. Soeroso Benan mengutarakan hal itu ketika berbincang-bincang dengan NP, Jumat (24/4) malam di rumahnya .
Menurut Roso, panggilan akrabnya, dibentuknya kelompok tersebut pimpinan Agus Topan itu karena dirinya merasa prihatin terhadap para pemain keroncong di Tegal yang sudah bercerai-berai dan karut marut. Dengan keprihatinan dan melihat kondisi semacam itu maka bersatulah mereka membentuk sebuah kelompok Irama Bersama dengan tanpa melihat batas usia dan status sosial anggota.
“Kami mencoba menyatukan mereka agar bersama mengeksiskan kembali kejayaan musik kroncong di Tegal. Ibaratnya, merangkai dan menata tulang-tulang yang berserakan,” katanya. Oleh kawan-kawan, Roso kemudian ditunjuk sebagai Litbang. Hal itu memandang adanya kemampuan pada diri Roso memiliki wawasan ke depan di tengah galau keriuhan musik anak muda masa kini yang tengah menderas. Karena itu, ia terus mencermati dan mengkaji pangsa pasar di masyarakat.
“Kami ingin kelompok kami tidak hanya terpaku pada lagu kroncong yang sudah ada. Kelompok kami akan berupaya mendekat pada selera pasar yang berkembang di lapisan masyarakat,” ujarnya.
Oleh karenanya, agar kelompoknya tidak ditinggal oleh generasi muda, siap menyuguhkan berbagai jenis lagu dari mulai dangdut, pop, lagu-lagu anak muda zaman sekarang sampai pada tembang-tembang berasal dari manca negara dilalap juga.
Meski demikian, Roso juga mengkritisi. Menurutnya, jika pemusik keroncong hanya mengandalkan insting dan bakat alam, maka kelompok tersebut bakal tumpas digerus oleh kecerdasan anak-anak muda yang pintar membaca notasi. Karena itu, pemusik kroncong pada masa mendatang harus mengenali hal itu. Juga harus memperhatikan pada penampilan dan pemasaran.
Kelompok yang beranggotakan Yanto pada melodi gitar, Nanang pada bass, Cuk dan Cak dipercayakan pada Tiyar dan Goen, Cello pada Ismet, Flute pada Ranto, Biola pada Kamsari, serta selaku penyanyi dipercayakan pada Ani dengan anggota Karyono dan istri serta Manto itu, kontinyu latihan pada paroh bulan dengan kedisiplinan yang cukup ketat (LS)
KETERANGAN GAMBAR :Para pesonil dan penyanyi dari Kelompok Musik Keroncong ‘Irama Bersama’ nampang bersama sesaat sebelum mereka manggung di Kecamatan Tegal Timur dalam acara Malam Pentas Seni dalam rangka HUT Kota Tegal Ke-429 (Foto : Lanang Setiawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar