Silvia, Ikon Tegalan
PENDATANG baru penyanyi tembang Tegalan, Silvia Arifiani Pratiwi, segera dijadikan ikon Tegalan oleh kompuser dan pencipta lagu Dhimas Riyanto. Menyusul pada lomba lagu Tegalan ‘Ana Crita Ana Kanda’ ciptaan Dhimas tahun 2008 lalu, dia keluar sebagai juara pertama.
“Saya tertarik sama Silvia karena masih muda dan punya bakat. Masa depannya masih panjang dan saya ingin anak-anak muda Tegal menjadi ikon di daerahnya sendiri,” ujar Dhimas.
Menurutnya, ia sudah menyiapkan album Pantura Tegalan IV yang bakal dibawakan oleh tiga pendatang baru yakni Jaka Priya, Windy Asti dan Silvia AP. Tiwi sendiri akan membawakan tiga tembang Tegalan berjudul Gendul Oclak Aclik atawa Wangsalan Tegal ciptaan Lanang Setiawan, dan dua karya Dhimas berjudul Jaré Sapa dan Nganter Bojo Lunga.
Ditemui terpisah, Tiwi panggilan akrabnya mengaku sangat gembira menerima tawaran rekaman album Tegalan oleh Dhimas Riyanto. Sebagai orang yang lahir di Tegal Tiwi sangat mencintai kotanya sendiri.
“Saya menyukai lagu-lagu Tegalan karena saya bangga menjadi orang Tegal. Saya suka lagu Tegalan karena syairnya sangat polos, jujur dan sesuai fakta. Saya ingin membuktikan kepada orang-orang yang suka mengatakan bahasa Tegal itu kasar dan memalukan. Menurut saya, bahasa Tegal adalah bahasa yang indah yang harus kita lestarikan” kata Tiwi yang memiliki nama popular Silvia AP.
Menurut Tiwi, perjalananan keseniaannya sebelum terjun dan gandrung pada dunia tarik suara, lebih suntuk pada seni akting. Ia pernah menjadi juara III lomba sandiwara berbahasa Jawa tingkat SMP/SMA di Tegal saat duduk di SMP. Ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dan teater di sekolah juga. Turut serta meramaikan pementasan kolosal Martoloyo Gugat setahun lalu.
Mengikuti lomba nyanyi Tegalan, sesungguhnya tak sengaja. Pada tahun lalu, ibunya tanpa sepengetahuan Tiwi, namanya didaftarkan untuk mengikuti lomba lagu Tegalan. Tapi tak dinyana ia mampu mengalahkan 24 finalis dari 25 kelurahan se Kota Tegal dan ia berhak menggondol juar pertama.
“Jujur saja mas, awalnya saya tidak tahu adanya kontes nyanyi Tegalan, tapi tiba-tiba saya didaftarkan oleh ibu yang sangat mendukung saya untuk bisa menyanyi di atas panggung. Karena saya termasuk orang yang kurang percaya diri dan hanya mau nyanyi untuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain. Tetapi setelah mengikuti kontes itu, saya tahu kalau menyanyi dihadapan penonton lebih menyenangkan karena bisa menghibur,” kata anak pertama dari 5 bersaudara dari pasangan Imam Prawono dan Malichatun yang beralamatkan di Jalan Bawal Barat Rt 03/3A Kelurahan Tegalsari, Kota Tegal itu.
“Saya ingin apa yang saya bias di dunia seni bermanfaat bagi orang lain dan ingin mencari ridho Allah lewat dunia nyanyi” pungkasnya menyoal keinginan dan cita-cita kesenimanannya (*)
PENDATANG baru penyanyi tembang Tegalan, Silvia Arifiani Pratiwi, segera dijadikan ikon Tegalan oleh kompuser dan pencipta lagu Dhimas Riyanto. Menyusul pada lomba lagu Tegalan ‘Ana Crita Ana Kanda’ ciptaan Dhimas tahun 2008 lalu, dia keluar sebagai juara pertama.
“Saya tertarik sama Silvia karena masih muda dan punya bakat. Masa depannya masih panjang dan saya ingin anak-anak muda Tegal menjadi ikon di daerahnya sendiri,” ujar Dhimas.
Menurutnya, ia sudah menyiapkan album Pantura Tegalan IV yang bakal dibawakan oleh tiga pendatang baru yakni Jaka Priya, Windy Asti dan Silvia AP. Tiwi sendiri akan membawakan tiga tembang Tegalan berjudul Gendul Oclak Aclik atawa Wangsalan Tegal ciptaan Lanang Setiawan, dan dua karya Dhimas berjudul Jaré Sapa dan Nganter Bojo Lunga.
Ditemui terpisah, Tiwi panggilan akrabnya mengaku sangat gembira menerima tawaran rekaman album Tegalan oleh Dhimas Riyanto. Sebagai orang yang lahir di Tegal Tiwi sangat mencintai kotanya sendiri.
“Saya menyukai lagu-lagu Tegalan karena saya bangga menjadi orang Tegal. Saya suka lagu Tegalan karena syairnya sangat polos, jujur dan sesuai fakta. Saya ingin membuktikan kepada orang-orang yang suka mengatakan bahasa Tegal itu kasar dan memalukan. Menurut saya, bahasa Tegal adalah bahasa yang indah yang harus kita lestarikan” kata Tiwi yang memiliki nama popular Silvia AP.
Menurut Tiwi, perjalananan keseniaannya sebelum terjun dan gandrung pada dunia tarik suara, lebih suntuk pada seni akting. Ia pernah menjadi juara III lomba sandiwara berbahasa Jawa tingkat SMP/SMA di Tegal saat duduk di SMP. Ia mengikuti kegiatan ekstrakurikuler paduan suara dan teater di sekolah juga. Turut serta meramaikan pementasan kolosal Martoloyo Gugat setahun lalu.
Mengikuti lomba nyanyi Tegalan, sesungguhnya tak sengaja. Pada tahun lalu, ibunya tanpa sepengetahuan Tiwi, namanya didaftarkan untuk mengikuti lomba lagu Tegalan. Tapi tak dinyana ia mampu mengalahkan 24 finalis dari 25 kelurahan se Kota Tegal dan ia berhak menggondol juar pertama.
“Jujur saja mas, awalnya saya tidak tahu adanya kontes nyanyi Tegalan, tapi tiba-tiba saya didaftarkan oleh ibu yang sangat mendukung saya untuk bisa menyanyi di atas panggung. Karena saya termasuk orang yang kurang percaya diri dan hanya mau nyanyi untuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain. Tetapi setelah mengikuti kontes itu, saya tahu kalau menyanyi dihadapan penonton lebih menyenangkan karena bisa menghibur,” kata anak pertama dari 5 bersaudara dari pasangan Imam Prawono dan Malichatun yang beralamatkan di Jalan Bawal Barat Rt 03/3A Kelurahan Tegalsari, Kota Tegal itu.
“Saya ingin apa yang saya bias di dunia seni bermanfaat bagi orang lain dan ingin mencari ridho Allah lewat dunia nyanyi” pungkasnya menyoal keinginan dan cita-cita kesenimanannya (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar