Karena Sawer
Umi Terjuni Dangdut
PEDANGDUT Umi Safitri mengaku menerjuni dunia dangdut karena alasan profit dari pendapatan sawer yang dia rengkuh dalam kehidupan gemerlapan. Tak hanya siang mau pun malam tapi sampai larut pagi dia jalanani dari berbilang tahun sebagai seorang biduan dangdut.
“Aku suka dangdut karena uang yang saya dapatkan begitu mengalir bak air pancuran dari para penjoget yang gampang menghamburkan sawer," kata Umi ketika memberi alasan kenapa dirinya betah menekuni jalur musik dangdut.
Pedangdut yang berdomisili di Jalan Nanas, Kelurahan Kraton itu, juga punya alasan lain. Pokok utama yang cukup mendesak adalah rasa bela yang suntuk pada ekonomi keluarga yang dirasa perlu mendapat uluran tangan. Oleh karena itu ia tak mau main-main berprofesi sebagai pedangdut. Cukup lama ia menerjuni dunia gemerlapan itu sejak sekolah di tingkat SMP. Awalnya ia berangkat dari dunia pop rock. Semasa SMP lagu-lagu berirama cadas rock pop, dia lalap. Namun begitu menghadapi kenyataan di masyarakat musik tersebut kurang booming, maka secepatnya bating setir dan mendalami jalur musik dangdut.
“Tuntutan pasar di daerah Tegal dan sekitarnya adalah dangdut. Maka sebagai public figure saya harus ngalah dan segera banting setir. Jika saya memaksakan diri di jalur rock pop, saya akan tersisih. Mau tak mau saya beralih ke jalur musik dangdut,” katanya.
Sebagai pedangdut lokal, nama Umi tak lagi disangsikan. Daerah jajahan pun tak sebatas di wilayah Kota Tegal, Slawi, Brebes, namun ke sejumlah wilayah pelosok pedesaan di luar tiga daerah itu dia sambangi. Berkat kesetiaannya sebagai biduan dangdut, dalam bulan Maret nanti, Umi mendapat tawaran job video klip musik dangdut oleh Blitz Production di bawah produser Teguh dari Margasari.
PEDANGDUT Umi Safitri mengaku menerjuni dunia dangdut karena alasan profit dari pendapatan sawer yang dia rengkuh dalam kehidupan gemerlapan. Tak hanya siang mau pun malam tapi sampai larut pagi dia jalanani dari berbilang tahun sebagai seorang biduan dangdut.
“Aku suka dangdut karena uang yang saya dapatkan begitu mengalir bak air pancuran dari para penjoget yang gampang menghamburkan sawer," kata Umi ketika memberi alasan kenapa dirinya betah menekuni jalur musik dangdut.
Pedangdut yang berdomisili di Jalan Nanas, Kelurahan Kraton itu, juga punya alasan lain. Pokok utama yang cukup mendesak adalah rasa bela yang suntuk pada ekonomi keluarga yang dirasa perlu mendapat uluran tangan. Oleh karena itu ia tak mau main-main berprofesi sebagai pedangdut. Cukup lama ia menerjuni dunia gemerlapan itu sejak sekolah di tingkat SMP. Awalnya ia berangkat dari dunia pop rock. Semasa SMP lagu-lagu berirama cadas rock pop, dia lalap. Namun begitu menghadapi kenyataan di masyarakat musik tersebut kurang booming, maka secepatnya bating setir dan mendalami jalur musik dangdut.
“Tuntutan pasar di daerah Tegal dan sekitarnya adalah dangdut. Maka sebagai public figure saya harus ngalah dan segera banting setir. Jika saya memaksakan diri di jalur rock pop, saya akan tersisih. Mau tak mau saya beralih ke jalur musik dangdut,” katanya.
Sebagai pedangdut lokal, nama Umi tak lagi disangsikan. Daerah jajahan pun tak sebatas di wilayah Kota Tegal, Slawi, Brebes, namun ke sejumlah wilayah pelosok pedesaan di luar tiga daerah itu dia sambangi. Berkat kesetiaannya sebagai biduan dangdut, dalam bulan Maret nanti, Umi mendapat tawaran job video klip musik dangdut oleh Blitz Production di bawah produser Teguh dari Margasari.
“Insya Allah dalam bulam Maret nanti, saya dikontrak main video klip musik dangdut album Tegalan karya mas Lanang Setiawan bersama Vera dan Lia KDI,” pungkas Umi (L*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar