Video Klip
Tragedi Jatilawang
Sebuah Eksperimen
BERKIPRAH dalam dunia video klip musik, tak harus menggunakan peralatan kamera yang bernilai puluhan hingga ratusan juta. Sebagai sineas peralatan mahal atau mahal tidak selama mengunduh hasil yang menggembirakan. Karena hasil dari klip tersebut tergantung dari tangan-tangan terampil saat melakukan praproses atau editing.
BERKIPRAH dalam dunia video klip musik, tak harus menggunakan peralatan kamera yang bernilai puluhan hingga ratusan juta. Sebagai sineas peralatan mahal atau mahal tidak selama mengunduh hasil yang menggembirakan. Karena hasil dari klip tersebut tergantung dari tangan-tangan terampil saat melakukan praproses atau editing.
“Alat canggih yang bernilai puluhan juta hingga ratusan juta, memang penting. Tapi yang utama lagi justru bertumpu pada penanganan saat praproses itu berlangsung” ujar sineas Andy Prasetyo yang baru saja menyelesaikan video klip musik Tragedi Jatilawang.
Dia mengaku pembuatan klip musik tersebut cukup menggunakan kamera handycam. Namun hasil yang dia garap di Bengkel Sinema Sindoro, mampu bersaing dengan prodak klip yang menggunakan kamera bernilai puluhan juta.
“Intinya, saya ingin membuktikan kepada para senias pemula agar jangan terbebani hanya karena mempunyai kamera handycam, lantas kreatifitas mereka mampat. Saya sudah membuktikan hasil video klip Tragedi Jatilawang, ternyata tak kalah ngejreng”
Produksi klip yang baru saja dia lansir di beberapa blog kawan-kawan Tegal dan di link internasional www.youtube.com itu, menjadi satu tonggak percobaan Andy dalam memulai menggarap video klip lagu yang bernuasakan Tegal dengan pemeran yang juga anak-anak Tegal. Dengan suasana klasik, gambar-gambar yang menampilkan biduanita Vera dari Mejasem itu, dia poles sedemikian apik. Selama tiga hari syuting di obyek wisata Lembah Agro, di Kalibakung, Kabupaten Tegal dan Kalibuntu, Kota Tegal itu, boleh dibilang sebagai langkah keberanian seorang Andy dalam melakukan eksperimen sekaligus menawarkan gairah gugah kepada para sineas pemula agar berani melakah dalam berkarya kendati dengan peralatan seadanya. Saksikan saja hasil video klip Tragedi Jatilawang di link www.bengkelsinema.co.cc atau www.begawantegal.blogspot.com. Tragedi Jatilawang diambil dari lagu Tegalan karya Lanang Setiawan (*)
Dia mengaku pembuatan klip musik tersebut cukup menggunakan kamera handycam. Namun hasil yang dia garap di Bengkel Sinema Sindoro, mampu bersaing dengan prodak klip yang menggunakan kamera bernilai puluhan juta.
“Intinya, saya ingin membuktikan kepada para senias pemula agar jangan terbebani hanya karena mempunyai kamera handycam, lantas kreatifitas mereka mampat. Saya sudah membuktikan hasil video klip Tragedi Jatilawang, ternyata tak kalah ngejreng”
Produksi klip yang baru saja dia lansir di beberapa blog kawan-kawan Tegal dan di link internasional www.youtube.com itu, menjadi satu tonggak percobaan Andy dalam memulai menggarap video klip lagu yang bernuasakan Tegal dengan pemeran yang juga anak-anak Tegal. Dengan suasana klasik, gambar-gambar yang menampilkan biduanita Vera dari Mejasem itu, dia poles sedemikian apik. Selama tiga hari syuting di obyek wisata Lembah Agro, di Kalibakung, Kabupaten Tegal dan Kalibuntu, Kota Tegal itu, boleh dibilang sebagai langkah keberanian seorang Andy dalam melakukan eksperimen sekaligus menawarkan gairah gugah kepada para sineas pemula agar berani melakah dalam berkarya kendati dengan peralatan seadanya. Saksikan saja hasil video klip Tragedi Jatilawang di link www.bengkelsinema.co.cc atau www.begawantegal.blogspot.com. Tragedi Jatilawang diambil dari lagu Tegalan karya Lanang Setiawan (*)
KETERANGAN FOTO : - Biduan Vera saat syuting di kawasan Obyek Wisata Lembah Agro, Kecamatan Lebaksiur, Kabupaten TEgal milik Mashuri Dahlan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar