Wijono Soewardjo T
Rindukan Film
Rindukan Film
'Akar Rumput'
KINI saat yang strategis untuk mengangkat budaya lokal lewat karya film. Terutama bagi para sineas muda yang memiliki idealis tinggi dan kemampuan memadai. Dengan begitu kita dapat mewujudkan keinginan memiliki karya film yang benar-benar berpijak kepada akar rumput. Hal itu dikatakan penata artistik peraih piala citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1977, Wijono Soewardjo T, Senin (15/12) di rumahnya di jalan Jalak, Kelurahan Pekauman, Kota Tegal.
"Melalui produksi film yang mengangkat cerita lokal dengan setting budaya lokal, hasilnya akan lebih orisinil. Karena karakter masyarakat Indonesia akan lebih muncul," kata Wijono.
Sesuai fungsinya, lanjutnya, dalam sebuah proses pembuatan film, apalagi dalam film yang bertema sejarah, keberadaan penata artistik sebuah keharusan. Tanggung jawab yang dipikul dalam mewujudkan sebuah karya gambar hidup menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan. Karena secara visual, kerja sama yang baik antara sutradara, penata kamera dan penata artistik akan memberikan hasil yang baik pula.
Dijelaskan, sebagai penata artistik sebuah film seseorang harus memiliki kemampuan prima sesuai dengan konsep tata visual yang dituntut oleh sutradara. Berbagai elemen yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal. Sementara set yang belum ada harus dibangun sebagaimana aslinya untuk mendapatkan hasil yang sesuai tuntutan hasil gambar yang bermakna (filmis) tepat dengan suasana tata budaya sesuai dengan kurun waktu sebagai latar belakang sebuah cerita terjadi.
"Seperti sebuah bangunan atau kondisi pasar tradisional pada jaman penjajahan jepang, tentu beda dengan suasana di era tahun 90-an, sedangkan film dibuat situasi sekarang. Tentu ada properti tertentu yang harus diadakan untuk mencirikan suasana pasar pada kurun waktu tertentu," paparnya.
Menurutnya, upaya untuk memenuhi tuntutan ideal, dalam mewujudkan sebauh realita sejarah ke dalam film, jika tercapai target hingga 60 presen, itu berarti sudah sangat bagus. Sedangkan proses kerja kreatifnya, cara yang ditempuh biasanya melalui penulusuran referensi maupun observasi ke museum, keraton dan lainnya.
"Jika tuntutan itu tidak bisa terpenuhi biasanya dilakukan trik atau kamuflase pengadeganan. Misalanya mengganti kejadian dari siang menjadi malam hari," ujarnya menyontohkan.
Hampir 80-an judul film dia ikut menggarap. Hingga tahun 1978, sebanyak 39 judul. Seperti Ken Arok, Sembilan Wali, Si Jagur, Damar Wulan, Macan Kemayoran, Bintang Pelajar (1957), Tjisadane (1971), Misteri In Hongkong (1974), Senyum Nona Anna (1972), Si Ronda Macan Betawi (1978) dan Mustika Ibu yang berhasil meraih penghargaan sebagai Penata Artistik Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1977. Sedangkan dalam film 'saat-saat Kau Berbaring' yang dibintangi Dedy Mizwar hanya masuk sebagai nominasi.
Sebelum menekuni dunia tata artistik di film, Wijono pernah jadi wartawan dan unit film. Setelah itu menjadi penata artistik. Latar belakang pendidikannya, Akademi Seni Drama dan Film dan Institut Kebudayaan Indonesia Yogyakarta (KZ)
KINI saat yang strategis untuk mengangkat budaya lokal lewat karya film. Terutama bagi para sineas muda yang memiliki idealis tinggi dan kemampuan memadai. Dengan begitu kita dapat mewujudkan keinginan memiliki karya film yang benar-benar berpijak kepada akar rumput. Hal itu dikatakan penata artistik peraih piala citra dalam Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1977, Wijono Soewardjo T, Senin (15/12) di rumahnya di jalan Jalak, Kelurahan Pekauman, Kota Tegal.
"Melalui produksi film yang mengangkat cerita lokal dengan setting budaya lokal, hasilnya akan lebih orisinil. Karena karakter masyarakat Indonesia akan lebih muncul," kata Wijono.
Sesuai fungsinya, lanjutnya, dalam sebuah proses pembuatan film, apalagi dalam film yang bertema sejarah, keberadaan penata artistik sebuah keharusan. Tanggung jawab yang dipikul dalam mewujudkan sebuah karya gambar hidup menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan. Karena secara visual, kerja sama yang baik antara sutradara, penata kamera dan penata artistik akan memberikan hasil yang baik pula.
Dijelaskan, sebagai penata artistik sebuah film seseorang harus memiliki kemampuan prima sesuai dengan konsep tata visual yang dituntut oleh sutradara. Berbagai elemen yang ada harus dimanfaatkan secara maksimal. Sementara set yang belum ada harus dibangun sebagaimana aslinya untuk mendapatkan hasil yang sesuai tuntutan hasil gambar yang bermakna (filmis) tepat dengan suasana tata budaya sesuai dengan kurun waktu sebagai latar belakang sebuah cerita terjadi.
"Seperti sebuah bangunan atau kondisi pasar tradisional pada jaman penjajahan jepang, tentu beda dengan suasana di era tahun 90-an, sedangkan film dibuat situasi sekarang. Tentu ada properti tertentu yang harus diadakan untuk mencirikan suasana pasar pada kurun waktu tertentu," paparnya.
Menurutnya, upaya untuk memenuhi tuntutan ideal, dalam mewujudkan sebauh realita sejarah ke dalam film, jika tercapai target hingga 60 presen, itu berarti sudah sangat bagus. Sedangkan proses kerja kreatifnya, cara yang ditempuh biasanya melalui penulusuran referensi maupun observasi ke museum, keraton dan lainnya.
"Jika tuntutan itu tidak bisa terpenuhi biasanya dilakukan trik atau kamuflase pengadeganan. Misalanya mengganti kejadian dari siang menjadi malam hari," ujarnya menyontohkan.
Hampir 80-an judul film dia ikut menggarap. Hingga tahun 1978, sebanyak 39 judul. Seperti Ken Arok, Sembilan Wali, Si Jagur, Damar Wulan, Macan Kemayoran, Bintang Pelajar (1957), Tjisadane (1971), Misteri In Hongkong (1974), Senyum Nona Anna (1972), Si Ronda Macan Betawi (1978) dan Mustika Ibu yang berhasil meraih penghargaan sebagai Penata Artistik Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1977. Sedangkan dalam film 'saat-saat Kau Berbaring' yang dibintangi Dedy Mizwar hanya masuk sebagai nominasi.
Sebelum menekuni dunia tata artistik di film, Wijono pernah jadi wartawan dan unit film. Setelah itu menjadi penata artistik. Latar belakang pendidikannya, Akademi Seni Drama dan Film dan Institut Kebudayaan Indonesia Yogyakarta (KZ)
1 komentar:
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
KAMI SEKELUARGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA MBAH , NOMOR YANG MBAH BERIKAN/ 4D SGP& HK SAYA DAPAT (350) JUTA ALHAMDULILLAH TEMBUS, SELURUH HUTANG2 SAYA SUDAH SAYA LUNAS DAN KAMI BISAH USAHA LAGI. JIKA ANDA INGIN SEPERTI SAYA HUB MBAH_PURO _085_342_734_904_ terima kasih.الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
Posting Komentar