Masjid Kubah Emas (bagian 2)
Simbol Kemegahan Islam
MEMANDANG Masjid Dian Al Mahri yang dibangun oleh Ibu Hj. Dian Juriah M. Al-Rasjid itu, aku tercengang. Reflek tanganku mengambil tustel, dan berulang kali aku mengabadikan masjid itu dari berbagai sisi. Puas memotret, aku dan Katir, karyawan dari Kantor Infomas menuju ke utara. Penuh sesak lelaki dan perempuan, anak kecil, dan para remaja, hilir mudik dan berpose di depan masjid untuk berfoto dari para fotografer yang berkeliaran di kawasan itu. Aku terkenang situasi di Roma ketika masa remajaku melihat film ‘Romi dan Juli’ yang diperankan oleh Sopan Sophiaan dan Widyawati.
Aku dan Katir berjalan ke utara menuju gerbang utama di sisi Timur. Gerbang ini berhubungan langsung dengan courtyard di bagian dalam. Halamannya berukuran 45mx57m. Dari literature yang aku peroleh, ruangan ini dapat menampung sekitar 10.000 jemaah dan dapat digunakan untuk perluasan pada saat salah Jumat, salat Idul Fitri dan Idul Adha serta untuk Manasik Haji. Salah satu sisi halaman dalam ini langsung berhubungan dengan ruang salat. Tiga sisi lainnya dibatasi selasar dengan deretan pilar berbalut batu granit dari Brazil. Pilar-pilar itu membentuk deretan arcade seolah-olah menjadi pembatas.
Makin masuk ke dalam masjid, perasaan kagum meliputi seluruh jaringan tubuhku. Berada di istana raja-raja atau di alam peri? Mataku menyapu seluruh ruangan. Tempat pengimaman berbentuk lengkung, ada kubah kecil terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas. Di atas kubah kecil itu bercokol lampu berbentuk kubah yang jauh lebih besar dari bentuk kubah di bawahnya. Lampu berbentuk kubah itu selalu menyala memancarkan warna kuning kemasan. Di bawah kubah kecil pengimaman ada tempat duduk yang juga disorot lampu, ada pintu di kanan kiri terbuat dari kayu jati pilihan. Posisi pengimaman itu berada dalam bingkai ukuran 3 meter dan ketinggian 5 meter dengan ornamen keindahan Timur Tengah.
Mendongak ke atas, ada langit-langit kubah terpampang lukisan mural yang menurut keterangan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi di luar masjid. Pada dasar kubah terdapat koof lampu yang diberi aksen warna emas, seolah-olah batas cakrawala. Di atasnya terdapat 33 jendela, masing-masing diisi kaligrafi tiga nama Allah SWT sehingga seluruhnya berjumlah 99 (Asmaul Husna). Di puncak langit-langit kubah terdapat kaligrafi selawat, terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas. Seluruh kaligrafi bergaya Kuffi, tersebar di sekeliling dinding ruang salat dan terbuat dari batu marmer hitam yang diselipkan ke dalam marmer putih sebagai dasarnya dengan teknik semprotan air bertenaga tinggi (waterjet system). Masjid Kubah Emas ini, sungguh sebuah simbol kemegahan Islam (LS )
Keterangan Foto:
Simbol Kemegahan Islam
MEMANDANG Masjid Dian Al Mahri yang dibangun oleh Ibu Hj. Dian Juriah M. Al-Rasjid itu, aku tercengang. Reflek tanganku mengambil tustel, dan berulang kali aku mengabadikan masjid itu dari berbagai sisi. Puas memotret, aku dan Katir, karyawan dari Kantor Infomas menuju ke utara. Penuh sesak lelaki dan perempuan, anak kecil, dan para remaja, hilir mudik dan berpose di depan masjid untuk berfoto dari para fotografer yang berkeliaran di kawasan itu. Aku terkenang situasi di Roma ketika masa remajaku melihat film ‘Romi dan Juli’ yang diperankan oleh Sopan Sophiaan dan Widyawati.
Aku dan Katir berjalan ke utara menuju gerbang utama di sisi Timur. Gerbang ini berhubungan langsung dengan courtyard di bagian dalam. Halamannya berukuran 45mx57m. Dari literature yang aku peroleh, ruangan ini dapat menampung sekitar 10.000 jemaah dan dapat digunakan untuk perluasan pada saat salah Jumat, salat Idul Fitri dan Idul Adha serta untuk Manasik Haji. Salah satu sisi halaman dalam ini langsung berhubungan dengan ruang salat. Tiga sisi lainnya dibatasi selasar dengan deretan pilar berbalut batu granit dari Brazil. Pilar-pilar itu membentuk deretan arcade seolah-olah menjadi pembatas.
Makin masuk ke dalam masjid, perasaan kagum meliputi seluruh jaringan tubuhku. Berada di istana raja-raja atau di alam peri? Mataku menyapu seluruh ruangan. Tempat pengimaman berbentuk lengkung, ada kubah kecil terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas. Di atas kubah kecil itu bercokol lampu berbentuk kubah yang jauh lebih besar dari bentuk kubah di bawahnya. Lampu berbentuk kubah itu selalu menyala memancarkan warna kuning kemasan. Di bawah kubah kecil pengimaman ada tempat duduk yang juga disorot lampu, ada pintu di kanan kiri terbuat dari kayu jati pilihan. Posisi pengimaman itu berada dalam bingkai ukuran 3 meter dan ketinggian 5 meter dengan ornamen keindahan Timur Tengah.
Mendongak ke atas, ada langit-langit kubah terpampang lukisan mural yang menurut keterangan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi di luar masjid. Pada dasar kubah terdapat koof lampu yang diberi aksen warna emas, seolah-olah batas cakrawala. Di atasnya terdapat 33 jendela, masing-masing diisi kaligrafi tiga nama Allah SWT sehingga seluruhnya berjumlah 99 (Asmaul Husna). Di puncak langit-langit kubah terdapat kaligrafi selawat, terbuat dari lempengan kuningan berlapis emas. Seluruh kaligrafi bergaya Kuffi, tersebar di sekeliling dinding ruang salat dan terbuat dari batu marmer hitam yang diselipkan ke dalam marmer putih sebagai dasarnya dengan teknik semprotan air bertenaga tinggi (waterjet system). Masjid Kubah Emas ini, sungguh sebuah simbol kemegahan Islam (LS )
Keterangan Foto:
LUKISAN MURAL - Langit-langit kubah terpampang lukisan mural yang menurut keterangan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi di luar masjid. Tempat Pengimaman dengan ornament keindahan masjid di Nabawi, Timur Tengah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar